Lepas Belenggu Minggu

Hari ini di setahun lalu. Hampir saja Tuhan menamatkan perjalanan hidup saya di dunia. Gak ada ungkapan rasa syukur atas nyawa yang terselamatkan, selain berucap alhamdulillah.

Dua operasi sudah saya lalui. Operasi pertama pada 26 September 2016 dan yang kedua pada 26 Juli 2016. Sama-sama tanggal dua puluh enam. Coincidence.

Terima kasih untuk dokter (tampan, yang kalo gak salah namanya itu adalah) Randy  yang bantu saya di UGD Abdi Waluyo. Momen jerit-jerit-gengsi karena saya baru sadar kaki kanan sakitnya ampun-ampunan (ditambah lihat hasil rontgen tiga jari patah). Dokter Randy-lah yang lumayan menjadi pelipur lara dan bikin saya nangisnya jadi tanpa suara plus minim air mata. (Padahal nangisnya mah karena saat itu lagi jomlo aja kali ya. HAHAHA.)

Lalu, terima kasih juga untuk Dokter Sofyan yang baik hati dan jenaka. Dokter Sofyan-lah yang bikin saya merasa ruang operasi dan rumah sakit adalah tempat yang tidak menakutkan.

Sedikit cerita tentang momen operasi kedua saya. Saya dapat urutan pertama untuk dioperasi. Harusnya saya dioperasi tepat pukul 6 teng! Tapi, karena dokter anestesi telat datang, jadinya saya berada di ruang operasi (dalam keadaan sadarnya) cukup lama. Dan momen mencekam (versi saya) ini menjadi gak seperti di operasi pertama. Dokter Sofyan melemparkan jokes yang beberapa kali saya missed saking nervous-nya. Sampai akhirnya, saya nyaris lupa kalo saya ini pasien yang mau diobrak-abrik kaki kanannya. Hehehe.

20160727_105720

Terima kasih juga untuk para fisioterapis di RS. Siaga Raya yang setahun ini bikin saya semangat pulih.

Alhamdulillah. Sekali lagi saya punya kesempatan; untuk melompat lebih tinggi dan jauh lagi. Semoga semua sakit, jatuh-bangun saat pemulihan (sampai sekarang), bisa menjadikan saya pribadi yang lebih lebih lebih kuat lagi.

Dan percayalah, patah kaki itu lebih sakit dari patah hati, Guys!

4 Comments

Leave a comment